Selasa, 30 Agustus 2016

dialog dengan seorang guru cantik


Rejeki Siapa Tahu?

Ketika jam sebelas siang di bawah terik matahari ada seorang sopir sedang mencari penumpang, karena uang setorannya masih kurang.

Sopir    : “Siang-siang begini biasanya sepi penumpang.Kalau jalan terus boros, mau
 ngetem rejeki siapa tahu?”

(Setelah beberapa menit, berbicara sendiri lagi)

Sopir    : “Sekarang baru pukul sebelas seperempat.Setoran masih kurang go ceng,
            belum di hitung makan siang.Empat puluh lima menit lagi pukul dua
            belas.Dari Cipinang Jaya bakalan naik seorang wanita yang ramah dan
            cantik.”
Guru    : ”Kiri…kiri pir.” (Setelah jam dua belas guru itu masih menunggu)
Sopir    : ”Iya, silahkan masuk Bu!” (Sambil memandang guru itu dan mengerem)
Guru    : ”Jalan pir!”

(Di dalam angkot itu tidak ada penumpang lain kecuali guru itu)

Sopir    : ”Mau kemana Bu?”
Guru    : ”Ke Otista Dalam Tiga nomer tiga puluh tujuh.”
Sopir    : ”Baik Bu,boleh saya bertanya?”
Guru    : ”Tentu saja pir.”
Sopir    : ”Anda dari mana Bu?”
Guru    : ”Oh saya pulang kerja pir”
Sopir    : ”Kerja apa Bu?”
Guru    : ”Kerja sebagai Guru pir”
Sopir    : ”Guru dimana Bu?”
Guru    : ”Di SD 03,siang-siang begini kok gak ada penumpang lain ya pir?”

(Sambil menengok-nengok ke kanan dan kekiri jalan)

Sopir    : ”Ya Bu,beginilah jadi sopir oplet pemasukannya tidak menentu.”
Guru    : ”Namanya juga cari uang kadang ramai kadang sepi.”
Sopir    : ”Iya ya Bu,ya tinggal kitanya saja selalu memohon kepada yang maha kuasa
            agar diberi rejeki yang lancar dan halal.”
Guru    : ”Iya hasilnya sedikit tapi halal,dari pada banyak tapi tidak halal.”
Sopir    : ”Sudah sampai Bu!” (Sambil tersenyum)
Guru    : ”Iya,kalau sambil ngobrol itu rasanya waktu berjalan dengan cepat.”

(Sambil turun dari kendaraan dan memberikan ongkos kepada supir 200 perak)

Sopir    : ”Iya makasih Bu.” (Sambil mengulurkan tangan dan menerima uang itu)

(Guru itu jalan menuju rumahnya sedangkan sopir berjalan lagi mencari penumpang)

Sopir    : ”Aduh… tadi aku lupa tanya siapa ya nama guru cantik dan ramah itu?”
            (Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal)

(Keesokan harinya sopir itu mulai bekerja lagi)

Sopir    : ”Akhirnya jam yang aku tunggu-tunggu sekarang sudah saatnya.Tadi pagi
            sudah ada penumpang yang biasanya dan aku sudah mendapatkan uang
            walaupun masih kurang buat disetorkan.”

(Sopir itu terus berjalan mencari penumpang)

Sopir    : ”Sekarang sudah jam sebelas, biasanya jam duabelas ada guru cantik dan
 ramah yang akan naik mobilku dari Cipinang Jaya pulang kerumahnya.Sudah
lima kali ini dia naik mobilku,pertama kalinya tentu hanya kebetulan saja.”

(Sopir itu masih terus berjalan dan berbicara sendiri karena belum ada penumpang)

Sopir    : ”Sudah pukul sebelas lima puluh lima.Mudah-mudahan tidak ada penumpang
            sampai dia menunggu.Aku mau tanya namanya.Tapi kalau dia marah? Masak
 ditanya nama saja marah?.Harus diperlihatkan kalau makudku baik.Kalau dia
 tinggi hati masak mau mengobrol dengan sopir oplet?”

Jam sebelas lima puluh delapan.Dua menit lagi,seratus meter lagi dari tempat biasa dia menunggu.Ada empat orang menyetop mobil tersebut.

Rombongan     : ”Kiri…kiri…pir”
Sopir                : ”Mau kemana?” (Sambil mengerem mobilnya)
Rombongan     : ”Borongan ke Bekasi, pir.”
Sopir                : ”Berapa orang?”
Rombongan     : ”Enam orang.”
Sopir                : ”Ada barang?”
Rombongan     : ”Hanya tiga tas ini!”
(Sambil menunjuk kearah tas yang ditaruh didekatnya)
Sopir                : ”Berani berapa?”
Rombongan     : ”sepuluh ribu rupiah.”
Sopir                : ”Sepuluh ribu? Wah,ini berarti ada sisa uang setoran go ceng pek go,
lumayan. ( Berbicara dalam hati)
Sopir                : ”Baik,silahkan masuk.”

Rombongan kemudian mauk kedalam mobil satu per satu serta memasukkan barang bawaannya.

Rombongan     : ”Jalan pir!”
Sopir                : ”Baik.”