Rejeki Siapa
Tahu?
Ketika jam sebelas siang di bawah
terik matahari ada seorang sopir sedang mencari penumpang, karena uang
setorannya masih kurang.
Sopir : “Siang-siang begini
biasanya sepi penumpang.Kalau jalan terus boros, mau
ngetem
rejeki siapa tahu?”
(Setelah beberapa menit, berbicara sendiri lagi)
Sopir : “Sekarang baru pukul
sebelas seperempat.Setoran masih kurang go ceng,
belum di hitung makan
siang.Empat puluh lima menit lagi pukul dua
belas.Dari Cipinang Jaya
bakalan naik seorang wanita yang ramah dan
cantik.”
Guru : ”Kiri…kiri pir.” (Setelah jam dua
belas guru itu masih menunggu)
Sopir : ”Iya, silahkan masuk Bu!” (Sambil
memandang guru itu dan mengerem)
Guru : ”Jalan pir!”
(Di dalam angkot itu tidak ada
penumpang lain kecuali guru itu)
Sopir : ”Mau kemana Bu?”
Guru : ”Ke Otista Dalam Tiga
nomer tiga puluh tujuh.”
Sopir : ”Baik Bu,boleh saya
bertanya?”
Guru : ”Tentu saja pir.”
Sopir : ”Anda dari mana Bu?”
Guru : ”Oh saya pulang kerja
pir”
Sopir : ”Kerja apa Bu?”
Guru : ”Kerja sebagai Guru pir”
Sopir : ”Guru dimana Bu?”
Guru : ”Di SD 03,siang-siang
begini kok gak ada penumpang lain ya pir?”
(Sambil menengok-nengok ke kanan
dan kekiri jalan)
Sopir : ”Ya Bu,beginilah jadi
sopir oplet pemasukannya tidak menentu.”
Guru : ”Namanya juga cari uang
kadang ramai kadang sepi.”
Sopir : ”Iya ya Bu,ya tinggal
kitanya saja selalu memohon kepada yang maha kuasa
agar diberi rejeki yang
lancar dan halal.”
Guru : ”Iya hasilnya sedikit
tapi halal,dari pada banyak tapi tidak halal.”
Sopir : ”Sudah sampai Bu!” (Sambil tersenyum)
Guru : ”Iya,kalau sambil ngobrol
itu rasanya waktu berjalan dengan cepat.”
(Sambil turun dari kendaraan dan memberikan ongkos
kepada supir 200 perak)
Sopir : ”Iya makasih Bu.” (Sambil mengulurkan tangan dan menerima uang itu)
(Guru itu jalan
menuju rumahnya sedangkan sopir berjalan lagi mencari penumpang)
Sopir : ”Aduh… tadi aku lupa
tanya siapa ya nama guru cantik dan ramah itu?”
(Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal)
(Keesokan harinya sopir itu mulai
bekerja lagi)
Sopir : ”Akhirnya jam yang aku
tunggu-tunggu sekarang sudah saatnya.Tadi pagi
sudah ada penumpang
yang biasanya dan aku sudah mendapatkan uang
walaupun masih kurang
buat disetorkan.”
(Sopir itu terus berjalan mencari
penumpang)
Sopir : ”Sekarang sudah jam
sebelas, biasanya jam duabelas ada guru cantik dan
ramah
yang akan naik mobilku dari Cipinang Jaya pulang kerumahnya.Sudah
lima kali ini dia naik mobilku,pertama kalinya
tentu hanya kebetulan saja.”
(Sopir itu masih terus berjalan dan berbicara sendiri
karena belum ada penumpang)
Sopir : ”Sudah pukul sebelas
lima puluh lima.Mudah-mudahan tidak ada penumpang
sampai dia menunggu.Aku
mau tanya namanya.Tapi kalau dia marah? Masak
ditanya
nama saja marah?.Harus diperlihatkan kalau makudku baik.Kalau dia
tinggi
hati masak mau mengobrol dengan sopir oplet?”
Jam sebelas lima puluh
delapan.Dua menit lagi,seratus meter lagi dari tempat biasa dia menunggu.Ada
empat orang menyetop mobil tersebut.
Rombongan : ”Kiri…kiri…pir”
Sopir : ”Mau
kemana?” (Sambil
mengerem mobilnya)
Rombongan : ”Borongan ke Bekasi,
pir.”
Sopir : ”Berapa
orang?”
Rombongan : ”Enam orang.”
Sopir : ”Ada
barang?”
Rombongan : ”Hanya tiga tas
ini!”
(Sambil menunjuk kearah tas yang ditaruh didekatnya)
Sopir : ”Berani
berapa?”
Rombongan : ”sepuluh ribu
rupiah.”
Sopir : ”Sepuluh
ribu? Wah,ini berarti ada sisa uang setoran go ceng pek go,
lumayan. ( Berbicara dalam hati)
Sopir : ”Baik,silahkan
masuk.”
Rombongan kemudian mauk kedalam
mobil satu per satu serta memasukkan barang bawaannya.
Rombongan : ”Jalan pir!”
Sopir : ”Baik.”